Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG merupakan bagian penting dalam dunia investasi saham. Bagi kamu yang ingin mencoba investasi saham pastinya harus memahami arti dan fungsi istilah satu ini.
Kalau kamu sudah mulai tertarik investasi saham, pasti sering dengar istilah IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan. Buat banyak investor, IHSG ibarat “thermometer” yang menunjukkan seberapa sehat kondisi pasar modal Indonesia.
Tapi, sebenarnya apa itu IHSG? Bagaimana cara perhitungannya? Dan kenapa penting banget dipahami sebelum kamu terjun ke dunia investasi saham? Yuk, kita bahas lengkap di sini!
Baca juga: Mengenal Apa Itu Investasi Jangka Panjang dan Jenis-jenisnya
Apa Itu IHSG?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indikator yang mengukur pergerakan harga seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam bahasa internasional, IHSG juga dikenal dengan nama Indonesia Composite Index (ICI) atau IDX Composite.
Setiap hari bursa (Senin–Jumat pukul 09.00–16.00 WIB), BEI menghitung IHSG menggunakan metode Market Value Weighted Average Index. Artinya, semakin besar kapitalisasi pasar (market cap) suatu saham, semakin besar pengaruhnya terhadap pergerakan IHSG.
Fakta Unik: per Agustus 2025, jumlah emiten yang tercatat di BEI sudah lebih dari 950 perusahaan. Angka ini terus bertambah dari tahun ke tahun. Sektor populer yang banyak memengaruhi IHSG antara lain:
- Perbankan dan Keuangan (BBCA, BBRI, BMRI)
- Energi dan Pertambangan (ADRO, PTBA, MEDC)
- Teknologi dan Digital (GOTO, MTEL, EMTK)
- Konsumer (UNVR, ICBP, MYOR)
Kenapa IHSG Penting Bagi Investor?
IHSG bukan sekadar angka yang naik-turun di aplikasi trading. Indeks ini sering dijadikan acuan (benchmark) oleh investor ritel maupun institusi. Kalau IHSG sedang bullish (naik), berarti mayoritas saham di pasar modal bergerak positif. Sebaliknya, kalau bearish (turun), pasar sedang lesu.
Bagi investor, memantau IHSG membantu untuk:
- Membaca arah tren pasar saham secara umum.
- Menentukan kapan waktu yang tepat untuk beli atau jual saham.
- Mengukur apakah portofolio yang dimiliki sudah perform lebih baik dari rata-rata pasar.
Baca juga: Mengenal Reksadana Terproteksi: Panduan Lengkap untuk Pemula
Fungsi IHSG yang Harus Kamu Tahu
1. Indikator Pergerakan Pasar Saham
IHSG adalah gambaran kondisi seluruh saham yang diperdagangkan di BEI. Kalau IHSG hijau, berarti mayoritas saham sedang naik. Kalau merah, artinya pasar sedang turun.
Contoh nyata: saat ada isu global seperti kenaikan suku bunga The Fed, biasanya IHSG ikut tertekan karena investor asing melakukan aksi jual.
2. Tolok Ukur (Benchmark) Portofolio
IHSG sering dipakai untuk menilai performa portofolio. Misalnya: portofolio kamu naik 8% dalam setahun, sementara IHSG naik 12%. Artinya, portofolio kamu masih di bawah rata-rata pasar.
Sebaliknya, kalau portofolio naik 15% ketika IHSG hanya naik 10%, berarti strategi investasimu lebih baik dari indeks.
3. Mengukur Tingkat Keuntungan Investasi Saham
IHSG bisa jadi gambaran rata-rata return pasar modal.
📌 Contoh:
- Tahun 2008 IHSG ada di level 1.400.
- Tahun 2013 IHSG sudah di level 4.400.
Itu artinya dalam 5 tahun ada kenaikan 214% atau rata-rata sekitar 42,8% per tahun. Jadi, meski ada fluktuasi, dalam jangka panjang IHSG cenderung naik (uptrend).
4. Gambaran Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Pasar modal punya hubungan erat dengan ekonomi suatu negara. Naiknya IHSG sering mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor asing maupun domestik. Modal yang masuk ke Indonesia bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, hingga menambah penerimaan pajak negara.
Faktor yang Mempengaruhi IHSG
Supaya lebih paham, berikut beberapa faktor utama yang bisa bikin IHSG bergerak naik atau turun:
1. Kondisi Ekonomi Global
Pasar modal Indonesia nggak bisa lepas dari pengaruh ekonomi dunia. Beberapa hal yang sering mempengaruhi IHSG antara lain:
- Inflasi global: kalau inflasi tinggi, investor cenderung menahan investasi karena daya beli menurun.
- Resesi: potensi resesi di negara besar seperti AS atau Eropa bisa bikin investor asing keluar dari pasar Indonesia.
- Harga komoditas: minyak dunia, emas, hingga batu bara sangat berpengaruh, apalagi Indonesia punya banyak perusahaan tambang dan energi yang sahamnya besar di IHSG.
- Kebijakan The Fed (Bank Sentral AS): kalau suku bunga AS naik, biasanya dana asing keluar dari pasar negara berkembang termasuk Indonesia.
Contoh: ketika The Fed menaikkan suku bunga secara agresif di 2022-2023, IHSG sempat tertekan karena investor asing melakukan capital outflow.
2. Kebijakan Pemerintah
Langkah pemerintah dalam mengelola ekonomi nasional juga berdampak langsung pada IHSG, misalnya:
- Stimulus fiskal: insentif pajak atau subsidi bisa mendukung kinerja emiten tertentu.
- Perubahan pajak: kebijakan pajak baru bisa mempengaruhi laba perusahaan, yang akhirnya tercermin di harga saham.
- Suku bunga Bank Indonesia (BI Rate): kalau BI menaikkan suku bunga, biasanya saham sektor properti dan perbankan ikut tertekan karena bunga kredit jadi lebih mahal.
3. Kinerja Emiten
Performa perusahaan yang tercatat di BEI adalah faktor fundamental dalam pergerakan IHSG.
- Laporan keuangan: laba bersih yang naik biasanya mendorong harga saham ikut naik.
- Dividen: perusahaan yang rajin bagi dividen sering jadi incaran investor jangka panjang.
- Prospek bisnis: sektor dengan potensi pertumbuhan tinggi (misalnya teknologi dan energi terbarukan) cenderung lebih menarik perhatian investor.
📊 Karena IHSG adalah indeks berbobot kapitalisasi pasar, emiten dengan kapitalisasi besar (big caps) seperti BBCA, BBRI, dan TLKM punya pengaruh besar terhadap naik turunnya IHSG.
4. Sentimen Pasar
Selain faktor fundamental, IHSG juga bisa dipengaruhi faktor psikologis atau sentimen pasar.
- Isu politik: menjelang pemilu, biasanya IHSG lebih volatil karena ketidakpastian kebijakan ke depan.
- Pandemi atau bencana: seperti pada awal COVID-19 tahun 2020, IHSG anjlok hingga level 3.900 akibat panic selling.
- Geopolitik: konflik internasional (misalnya perang Rusia–Ukraina atau ketegangan di Timur Tengah) bisa membuat investor lebih hati-hati dan memilih cabut dana dari pasar modal.
Artinya, pergerakan IHSG nggak melulu soal angka dan laporan, tapi juga sangat dipengaruhi rasa percaya (trust) investor terhadap kondisi pasar.


IHSG dan Strategi Investasi
Buat investor pemula, IHSG bisa dijadikan panduan awal untuk membaca arah pasar. Tapi ingat, jangan hanya terpaku pada IHSG saja. Kamu juga perlu memperhatikan indeks sektoral seperti LQ45, IDX30, atau IDXESG untuk melihat sektor dan emiten mana yang sedang dominan. Dengan begitu, kamu bisa tahu apakah peluang investasi lebih bagus di sektor perbankan, energi, teknologi, atau lainnya.
Tips investasi dengan memantau IHSG:
- Jangan panik kalau IHSG turun → pergerakan jangka pendek itu wajar. Fokuslah pada tujuan jangka panjang, apalagi kalau investasimu untuk pensiun atau dana pendidikan.
- Gunakan analisis fundamental dan teknikal → fundamental membantu menilai kinerja perusahaan, sementara teknikal membaca tren harga dan volume saham. Gabungan keduanya bisa bikin keputusanmu lebih matang.
- Diversifikasi portofolio → jangan taruh semua modal di satu sektor atau satu saham. Dengan menyebar investasi, risiko bisa lebih terkendali walaupun IHSG sedang fluktuatif.
📌 Tambahan: selain memantau IHSG, kamu juga bisa mengikuti kalender ekonomi, berita pasar global, dan laporan kinerja emiten. Semua ini bisa jadi bahan pertimbangan sebelum ambil keputusan investasi.
Baca juga: 5 Kesalahan Keuangan yang Harus Dihindari di Tahun Ini
IHSG dan Kondisi Keuangan Pribadi
Investasi saham memang menarik, tapi jangan lupa: kondisi keuangan pribadimu harus sehat dulu. Percuma punya cuan di saham kalau ternyata masih punya tunggakan kartu kredit atau skor kredit rendah.
Di sinilah Skorlife bisa bantu:
- SkorPintar → Satukan semua kartu kreditmu dalam satu portal. Cek jatuh tempo, pantau pola penggunaan, dan kelola biar nggak kebablasan.
- Cek Riwayat Kredit → Biar kamu tahu kondisi kreditmu sebelum ajukan pinjaman.
- Peluang Pengajuan Kredit → Lihat seberapa besar kemungkinan KPR, kredit mobil, atau pinjaman lainmu disetujui.
- Manajemen Keuangan → Dapat rekomendasi strategi bayar tunggakan dan cara atur budget lebih efektif.
Dengan kondisi keuangan yang sehat, kamu bisa lebih percaya diri menghadapi fluktuasi IHSG maupun mengambil peluang investasi baru.
Kesimpulan
IHSG adalah indeks utama Bursa Efek Indonesia yang mencerminkan kinerja seluruh saham yang diperdagangkan. Fungsi IHSG bukan hanya jadi indikator pergerakan pasar, tapi juga sebagai tolok ukur portofolio, gambaran return pasar modal, hingga cerminan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Bagi kamu yang ingin mulai investasi, jangan hanya fokus pada naik-turunnya IHSG, tapi juga siapkan keuangan pribadi yang kuat. Dengan aplikasi Skorlife, kamu bisa cek skor kredit, kelola kartu kredit, hingga melihat peluang pengajuan kredit disetujui.
Jadi, sebelum mengejar cuan di bursa saham, pastikan dulu fondasi keuanganmu kokoh. Baru deh melangkah lebih mantap di dunia investasi.
News
Berita
News Flash
Blog
Technology
Sports
Sport
Football
Tips
Finance
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Kekinian
News
Berita Terkini
Olahraga
Pasang Internet Myrepublic
Jasa Import China
Jasa Import Door to Door