Pelajari apa itu take home pay (gaji bersih), cara menghitung take home pay, dan tips mengatur keuangan agar lebih realistis dan percaya diri.
Gaji kotor sering terlihat “besar” di slip, tapi berapa gaji bersih setelah dipotong berbagai potongan? Gaji bersih setelah dipotong pajak serta potongan lainnya inilah ‘take home pay’. Angka inilah yang sebenarnya bisa kamu pakai untuk kebutuhan sehari-hari, menabung, membayar cicilan, atau merencanakan investasi. Memahami take home pay membantu kamu mengatur keuangan lebih realistis, menghindari overbudgeting, dan membuat keputusan finansial lebih cerdas.
Selain itu, take home pay juga jadi acuan penting saat ingin mengajukan kredit. Bank atau lembaga keuangan biasanya menilai kemampuan bayar berdasarkan gaji bersih ini, bukan gaji kotor. Dengan begitu, kamu bisa merencanakan cicilan KPR, kredit kendaraan, atau pinjaman lainnya tanpa risiko keuangan terlalu tinggi.
Baca juga: Cara Memperbaiki Skor Kredit yang Buruk Akibat Pinjol
Apa ItuTake Home Pay?
Secara sederhana, take home pay adalah jumlah gaji bersih yang masuk rekening setiap bulan setelah dipotong pajak penghasilan (PPh 21), BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, hingga potongan lain seperti pinjaman perusahaan atau koperasi. Ini adalah “uang nyata” yang bisa kamu gunakan untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, hingga investasi kecil-kecilan.
Contohnya, meski gaji kotor kamu Rp10 juta, setelah semua potongan mungkin cuma Rp8,5 juta yang benar-benar bisa dipakai. Dengan mengetahui take home pay, kamu bisa bikin budgeting lebih realistis, karena gaji kotor sering menyesatkan kalau dijadikan acuan belanja atau cicilan.

Mengapa Mengetahui Take Home Pay Itu Penting?
Mengetahui take home pay bukan cuma soal angka di slip gaji, tapi soal pengendalian finansial sehari-hari. Dengan memahami gaji bersih, kamu bisa mengambil keputusan lebih cerdas terkait pengeluaran, tabungan, ataupun investasi. Beberapa manfaatnya antara lain:
- Budgeting yang realistis
Mengetahui take home pay membantu menetapkan batas belanja bulanan yang sesuai, sehingga kamu bisa menghindari stres akibat overbudgeting atau pengeluaran tak terduga. - Rencana menabung lebih tepat
Dengan angka pasti, kamu bisa menentukan target tabungan secara realistis, misalnya menabung 20% dari take home pay setiap bulan untuk dana darurat atau tujuan jangka panjang. - Persiapan pengajuan kredit
Bank atau lembaga keuangan menilai kemampuan bayar berdasarkan gaji bersih, bukan gaji kotor. Mengetahui take home pay membantu kamu merencanakan cicilan KPR (Kredit Pemilikan Rumah), kredit kendaraan, atau pinjaman lain tanpa risiko keuangan berlebihan. - Kontrol cash flow
Take home pay jadi patokan utama untuk mengevaluasi pemasukan versus pengeluaran rutin, sehingga kamu bisa mengatur prioritas pembayaran serta menjaga keuangan tetap sehat.
Fakta menarik: Menurut survei OJK 2023, sekitar 60% orang Indonesia belum tahu berapa gaji bersih yang sebenarnya mereka terima. Padahal, ini dasar penting untuk perencanaan finansial.
Baca juga: Payroll: Pengertian, Fungsi, dan Sistem Penggajian Karyawan
Cara Menghitung Take Home Pay
Cara menghitung take home pay itu nggak serumit yang dibayangkan. Berikut langkah-langkah praktisnya:
1. Tentukan Gaji Kotor
Gaji kotor adalah seluruh penghasilan sebelum potongan, termasuk:
- Gaji pokok
- Tunjangan tetap (makan, transport, komunikasi)
- Bonus atau insentif tetap
Contoh:
- Gaji pokok: Rp7.000.000
- Tunjangan transport: Rp1.000.000
- Tunjangan makan: Rp500.000
Total gaji kotor = Rp8.500.000
2. Kurangi Pajak Penghasilan (PPh 21)
PPh 21 dihitung sesuai tarif progresif. Untuk gaji Rp8,5 juta, biasanya sekitar Rp500.000.
Sisa: Rp8.000.000
3. Kurangi Iuran BPJS & Potongan Lain
BPJS Kesehatan (1%) dan BPJS Ketenagakerjaan (2%) biasanya dipotong otomatis. Ditambah pinjaman perusahaan, koperasi, atau cicilan lain. Misal total potongan Rp300.000.
Sisa: Rp7.700.000
4. Hasil Akhir: Take Home Pay
Jumlah terakhir itulah take home pay kamu, uang yang benar-benar bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, investasi, dan menabung.


Faktor yang Bisa Mempengaruhi Take Home Pay
Beberapa faktor bisa bikin take home pay berbeda tiap bulan:
- Bonus atau insentif variabel
- Lembur atau shift kerja
- Perubahan tarif pajak atau BPJS
- Cicilan kredit pribadi
Dengan memahami faktor-faktor ini, kamu nggak akan kaget saat saldo masuk rekening berbeda dari perkiraan awal.
Baca juga: Apakah KOL 5 Bisa Buat Kamu Ditolak Kerja? Ini Penjelasannya
Take Home Pay dan Perencanaan Keuangan
Selain buat budgeting, take home pay juga kunci untuk:
- Menentukan kemampuan kredit – Idealnya cicilan maksimal 30-35% dari take home pay.
- Tabungan dan investasi – Menentukan berapa persen dari take home pay yang bisa dialokasikan.
- Manajemen tunggakan – Bisa mengevaluasi cicilan yang belum lunas.
Kalau mau lebih percaya diri sebelum mengajukan kredit, Skorlife bisa bantu:
- Cek Riwayat Kredit: Pastikan riwayat kredit bersih.
- Peluang Pengajuan Kredit: Lihat peluang KPR, kredit kendaraan, atau pinjaman lain disetujui.
- Manajemen Keuangan: Rekomendasi pembayaran tunggakan & pengaturan budget agar take home pay lebih optimal.
Dengan tools ini, take home pay jadi lebih dari sekadar angka, tapi alat untuk mengatur finansial cerdas.


Kesimpulan
Sekarang kamu sudah paham bahwa take home pay adalah gaji bersih yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari setelah potongan. Mengerti cara menghitung take home pay membantu budgeting lebih tepat, merencanakan tabungan, dan mempersiapkan pengajuan kredit lebih percaya diri.
Mulai cek kondisi keuanganmu, optimalkan take home pay, serta manfaatkan tools seperti Skorlife untuk mengatur keuangan dengan lebih cerdas. Ingat, angka di rekening bukan sekadar nominal, tapi dasar keputusan finansial cerdas untuk masa depan.
FAQ Seputar Take Home Pay
- Apa yang dimaksud dengan take home pay?
Take home pay adalah gaji bersih yang diterima setelah dipotong pajak, iuran BPJS, dan potongan lainnya. Ini adalah jumlah uang yang benar-benar bisa kamu gunakan untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, atau cicilan.
- Apa bedanya gaji pokok dan take home pay?
Gaji pokok adalah jumlah dasar yang diterima sebelum tunjangan dan potongan. Sementara take home pay adalah gaji bersih setelah semua potongan, jadi lebih mencerminkan “uang nyata” yang masuk rekening.
- Apakah UMR itu take home pay?
UMR (Upah Minimum Regional) adalah standar gaji minimum yang ditetapkan pemerintah. Tapi, UMR bukan otomatis sama dengan take home pay, karena masih ada potongan pajak dan iuran. Jadi, gaji bersih biasanya sedikit berbeda dari nominal UMR.
- Bagaimana cara menghitung take home pay?
Mulai dari gaji kotor (gaji pokok + tunjangan), lalu kurangi pajak penghasilan (PPh 21), iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, serta potongan lain seperti pinjaman atau cicilan. Hasil akhirnya itulah take home pay.
- Mengapa penting mengetahui take home pay?
Mengetahui take home pay membantu budgeting lebih realistis, merencanakan tabungan, menentukan kemampuan kredit, dan mengatur cash flow supaya keuangan lebih stabil. Dengan memahami gaji bersih, kamu bisa membuat keputusan finansial lebih bijak dan percaya diri.
News
Berita
News Flash
Blog
Technology
Sports
Sport
Football
Tips
Finance
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Kekinian
News
Berita Terkini
Olahraga
Pasang Internet Myrepublic
Jasa Import China
Jasa Import Door to Door